Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 16 Juni 2009

KEDATANGANMU TIDAK SEKEDAR KUTUNGGU, NAMUN JUGA KURINDU

Oleh : Akhmad Rouf
Pada : Mei 2009


Sejarah hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan makna yang sangat mendalam bagi kita. Salah satunya adalah ketika Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan kaum anshor. Diantara banyak persahabatan yang terjalin pada saat itu, tercatat dalam sejarah tentang kisah persahabatan penuh hikmah antara Abdurrahman bin Auf dan Sa'ad bin Rabi'.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa, Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Rasulullah SAW yang sangat kaya. Namun pada saat melakukan hijrah meninggalkan kota makkah, kekayaan tersebut tidak semuanya dibawa ke Madinah. Perjalanan yang jauh dari Makkah ke Madinah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dengan berbekal harta benda secukupnya. Abdurrahman bin Auf pun demikian. Akan tetapi, ada bekal yang sungguh luar biasa senantiasa menyertai perjalanan jauh mereka. Perbekalan itu adalah IMAN dan TAQWA. Perbekalan inilah yang menjadi ruh dan selimut semangat di tengah-tengah jauhnya perjalanan. Dan dengan perbakalan inilah, Islam berjaya hingga sekarang dan di masa-masa yang akan datang.
Ketika Rasulullah SAW memperkenalkan antara Sa'ad bin Rabi' dengan Abdurrahman bin Auf, maka lahirlah ikatan persaudaraan diantara mereka. Ikatan persaudaraan itu terjalin atas jalinan aqidah yang kuat karena Allah SWT. Dari perkenalan tersebut, Abdurrahman bin Auf mengetahui bahwa Sa'ad bin Rabi' adalah sahabat anshor yang sangat kaya di madinah dan dermawan.
Meskipun baru sebentar mereka saling mengenal, pengorbanan yang dilakukan seolah-olah menggambarkan mereka telah berpuluh-puluh tahun saling mengenal. Hal ini, tergambar ketika terucap sebuah ungkapan pemberian yang sangat luar biasa dari Sa'ad bin Rabi' kepada Abdurrahman bin Auf. Pada saat itu, Sa'ad bin Rabi' hendak memberikan separoh harta kekayaannya kepada Abdurrahman bin Auf. Sa'ad bin Rabi' berkata, "Wahai saudaraku -Abdurrahman bin Auf-, saya memiliki kekayaan yang banyak. Dan saya juga miliki 2 kebun kurma yang cukup luas. Kini, Rasulullah SAW telah mempersaudarakan kita. Maka saya berharap kamu mau menerima separoh dari apa yang saya miliki untuk kamu". Kemudian dilanjutkan, "Saya juga memiliki 2 orang istri yang cantik. Silakan kamu memilih satu diantara mereka untuk kamu persunting sebagai istri" Dengan penuh izzah, Abdurrahman bin Auf menjawab, "Semoga Allah merahmati harta dan keluargamu. Tunjukkanlah saja kepada saya dimana letak pasar terdekat?". Kemudian Sa'ad bin Rabi' menujukkah dimana letak pasar terdekat. Selang beberapa waktu, dengan kepiawaiannya dalam berdagang, akhirnya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang yang sukses. Kemudian beliau menikahi seorang wanita anshor, dengan mahar sekeping emas. Berita ini sampai kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW meminta agar diadakan pesta pernikahan dengan menundang para sahabat.

Sumber : Ust. Parman dalam ”Teladan Tarbiyah”

____________ _____

Saudaraku,
Kisah tersebut mengingatkan kepada kita tentang indahnya ukhuwah / persaudaraan. Yaitu persaudaraan yang terjalin atas dasar kesamaan aqidah, keimanan, fikroh dan tujuan. Persaudaran itu kuat, seakan-akan lebih kuat daripada pertautan darah. Yang dengannya, Islam berjaya hingga sekarang.

Saudaraku,
Dari kisah tersebut, secara tidak sadar mencoba "menggungah" dan mengingatkan kepada kita terhadap moment besar yang insyaAllah sebentar lagi akan tiba. Moment dimana kita akan kedatangan ribuan orang-orang baru. Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air. Mereka datang dengan membawa beribu bahkan berjuta-juta karakter yang berbeda. Beribu bahkan berjuta cita pun hendak mereka ukir di kampus tercinta.
Dan.......
Adakah sesuatu yang telah kita siapkan untuk mereka?
Atau bahkan, adakah secuil ide untuk memberikan yang terbaik kepada mereka?
Akankah kita memberikan "hadiah", layaknya pemberian Sa'ad bin Rabi' kepada Abdurrahman bin Auf?
Sa'ad bin Rabi' baru saja mengenal Abdurrahman bin Auf, namun begitu besar pengorbanan yang diberikan kepadanya. Tidak pada apa dan besarnya pemberian. Tetapi lebih pada jiwa pengorbanan yang besar dan keikhlasan yang ditunjukkan di sana.
Begitulah indahnya persaudaraan.

Saudaraku,
Bersegeralah memberikan yang terbaik untuk mereka.
Mereka adalah saudara kita.
Mereka adalah generasi penerus kita.
Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air.
Mereka datang dengan membawa beribu bahkan berjuta-juta karakter yang berbeda.
Namun, ada satu yang mampu menyatukan beribu bahkan berjuta-juta karakter yang berbeda. Kita disatukan dengan satu ikatan yang sangat kuat, yaitu ikatan aqidah.

Saudaraku,
Jangan sia-siakan moment dalam rangka menyambut kedatangan mereka.
Moment dimana pada awalnya kita tidak saling kenal. Jangankan kenal, bahkan satu rangkai kata dari nama lengkapnya pun kita tidak tahu. Namun, bisa jadi moment itulah yang kelak dicatat oleh Allah sebagai amal terbaik kita. Ya. Bisa jadi kelak di akhirat, kita membaca catatan amal bahwa kita telah turut berperan dalam "melahirkan" generasi rabbani. Generasi penerus yang senantiasa gigih melakukan amar ma'ruf nahi mungkar di kampus kita tercinta. Oleh karena itu, sekali lagi jangan sia-siakan moment itu.

Saudaraku, Sambutlah mereka dengan berjuta-juta ide.
Sambutlah mereka dengan sekuat tenaga. Sambutlah mereka dengan kemampuan terbaik yang kita miliki.
Semoga "jiwa-jiwa" Sa'ad bin Rabi' muncul pada diri kita.

Dan semoga Allah memberikan kemudahan, petunjuk dan keridhoan dalam rangka menyambut kedatangan mereka, MAHASISWA BARU 2009.